Oleh : Siti Maimuna, M.Pd

Kondisi fisik gedung sekolah memang perlu baik dan layak untuk terlaksananya kegiatan pembelajaran dan pendidikan karakter siswa. Namun kondisi dan suasana yang kondusif lebih diperlukan untuk mengoptimalkan proses dan memaksimalkan hasil pendidikan yang diharapkan. Dari waktu ke waktu kondisi pembelajaran mestinya semakin baik sehingga hasilnya juga meningkat signifikan. Budaya belajar, budaya berkomunikasi, dan budaya berprestasi yang baik yang telah dimiliki oleh SMPN 1 Probolinggo haruslah tetap dapat bertahan tanpa dipengaruhi oleh waktu, sarana, siapa siswa, siapa guru bahkan pemimpin pembelajarannya.

  1. Seorang calon guru baru, masuk dari pintu gerbang utama SMPN 1 Probolinggo yang tidak tampak ada pos satpam di sisinya, sampai di ring basket terlihat ada beberapa siswa yang mendekatinya dan berkata :

Siswa            : “ Mohon maaf Ibu…ada yang bisa kami bantu? Mau menemui siapa Ibu…? (seraya tersenyum ramah)

                          (dengan wajah kerkesima dan senyum sang ibupun menjawab )

Ibu                : “Mau menemui kepala sekolah nak…”

Siswa            : “Mari saya antar Ibu…” (jawab salah seorang siswa)

                             Kemudian mereka berjalan menuju arah ruang guru dan ruang kepala sekolah.

Siswa            : “Ini ruang guru dan ruang kepala sekolahnya Ibu…”(siswa mempersilahkan ibu tersebut untuk masuk ruangan)

Ibu                : “Terima kasih banyak ya Nak…” (sambil bergumam dalam hati…”Alhamdulillah…Wow…sungguh ramah anak-anak SMPN 1 ini,…keren.. meskipun mereka belum mengenal saya mereka mau membantu tamu yang datang)

2.  Suasana pagi hari yang cerah dan tenang. Para siswa mulai berdatangan dari pintu gerbang utama SMPN 1 Probolinggo yang disambut oleh guru-guru piket yang standby di samping dalam pintu gerbang.

Siswa            : “Assalamu’alaikum Pak…” (seraya tersenyum dan meraih tangan pak guru untuk bersalaman)

Guru             : “Waalaikumsalam Nak…( sambil membalas senyum dan membiarkan tangannya dicium oleh murid)

Di depan kelas terlihat seorang guru mendekati pintu ruang kelas, saat berpapasan dengan beberapa siswa di sepanjang jalan menuju kelas

Siswa               : “ Assalamu’alaikum Bu..” (seraya tersenyum dan  bersalaman dengan guru)

Guru                : ”Waalaikumsalam Anak-anak…”(sambil membalas senyum dan bersalaman)

Siswa               : “ Selamat pagi Bu…” (beberapa siswa lainnya turut menyapa dan bersalaman)

Guru                : “Pagi juga Anak-anak….apa kalian melihat Buyung? (tanya guru kepada beberapa siswa)

Siswa               : “Cari Buyung ya Bu…sebentar bu coba saya lihatkan di kelasnya….(jawab Rahmat sambil berlari ke arah kelas untuk mencari Buyung). Melihat tidak ada Buyung di ruang kelasnya Rahmat bergegas menemui guru…

Siswa               : “Maaf Bu…Buyung tidak ada di kelasnya”

Guru                : “ Kemana ya kira-kira…? (tanya guru)

Siswa               : “Biar saya carikan dulu ya Bu…nanti saya sampaikan ke Buyung biar dia menemui Ibu di ruang guru” (ucap Rahmad dengan sopan)

Guru                : “Baiklah…terima kasih banyak Rahmat atas bantuannya.”

3.   Bel jam pelajaran pertama berbunyi, semua siswa berbaris di samping luar pintu masuk ruang kelas dengan rapi menunggu bapak ibu guru datang. Guru hadir dengan membawa beberapa buku ditangannya lalu  menempatkan diri di depan barisan terdepan kemudian ketua kelas menyiapkan dan mempersilahkan anggotanya untuk masuk ke ruang kelas setelah bersalaman terlebih dahulu dengan guru. Guru masuk kelas dalam kondisi semua siswa rapi di tempat duduknya dan siap untuk belajar. Setelah berdoa dan memberi salam guru menanyakan kabar para siswa. Setelah membalas salam dan sapaan guru, beberapa siswa bertanya

Siswa            : “Bu…untuk pelajaran IPA buku apa yang dipakai?, Penerbit dan karangan siapa Bu? (dengan semangat)

Guru             : “Oh ini…buku dari Penerbit Erlangga, karangan Marten Kanginan yang saya bawa dan Insya Allah dipakai di kelas kita”

Siswa            : “Di koperasi sekolah ada ya Bu…?

Guru             : “Kalau sekarang belum ada, Insya Allah akan datang  minggu depan”

Siswa            : “baik Bu terima kasih”

Dalam minggu yang sama, ketika pertemuan ke-2 pelajaran IPA, saat guru mengamati kondisi para siswa tampak sebagian anak-anak sudah memiliki buku yang kemarin ditanyakan

Guru             : “Ternyata beberapa dari kalian sudah punya buku IPA itu ya…? Beli di mana?(tanya guru dengan heran)

Siswa            : “Beli di toko buku Bu…”(jawab beberapa anak)

Guru             : “Bagus sekali Anak-anak….sudah dibaca ya?

Siswa            : “ Sudah Bu…materi pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup”

Guru             : “Alhamdulillah…ternyata kalian sudah mempersiapkan diri untuk belajar hari ini ya…” (sambil menunjukkan jempol)” oh iya bagi kalian yang ingin memiliki buku bisa membelinya di koperasi sekolah ya…harganya sekitar Rp. 38.000,- atau bisa pinjam kepada kakak kelasnya atau fotokopi atau mencatat bila diperlukan yang penting semua siswa bisa belajar dengan baik dengan buku ini salah satunya sebagai referensi”

Siswa            : “Baik bu…” (seluruh siswa serempak menjawab)

4.  Ketika pembelajaran IPA di minggu berikutnya, tampak semua siswa sudah memegang buku IPA yang yang dipakai untuk pembelajaran. Guru tersenyum memandang para siswa.

Guru             : “ Sepertinya kalian sudah punya buku IPA semua ya?

Siswa            : “Ya Bu…sudah beli di kopsis Bu…”

Guru             : ”Alhamdulillah…kira-kira sudah dibaca dan dipelajari kan?

Siswa            : “ Alhamdulillah sudah Bu…untuk bab yang sekarang”

Guru             : “ Hebat…baiklah kita mulai pembelajarannya ya!

Selama guru menjelaskan siswa terlihat bersemangat dan banyak yang bertanya

Siswa            : “ Bu…saya pernah membaca buku ensiklopedi…ikan itu mocongnya (mulutnya) sering muncul di permukaan air …mengapa demikian itu ya bu…? (Tanya seorang siswa)

Guru             : ” Pertanyaan yang keren Dewanta…bagaimana anak-anak lainnya? Apakah ada yang mau mencoba menjawab pertanyaan Dewanta?

Terlihat beberapa siswa lain mengangkat tangannya dan guru mempersilakan

Siswa : “ Ikan butuh cahaya bu…sehingga menuju ke permukaan.”

Guru             : “ Bagus Novita…silahkan pendapat lainnya?”

Siswa            : “ Ikannya mau bernapas, mengambil oksigen dari udara luar…” (jawab Dhaniar)

Siswa            : ” Ikannya lapar minta makanan Bu…”(Jawab Devinta)

Siswa            : “ Mungkin tingkah laku ikan saat minum seperti itu Bu…(Jawab Rafif sambil tertawa)

Siswa            : “ Ikan bernapas dengan insang di dalam air, tetapi bisa juga mengambil oksigen dari udara untuk membantu bernapas ketika kadar oksigen yang terlarut dalam air menurun”

Guru             : “ Keren sekali Anak-anak…banyak yang semangat untuk mencoba menjawab….apapun jawaban kalian itu menunjukkan bahwa kalian mau berusaha berpikir dan aktif dalam belajar   ”( sambil menatap siswa dengan bangga)

5.  Pergantian jam pelajaran terdengar bel 1 kali berdering, suasana di luar kelas lengang, tidak tampak siswa yang berkeliaran siswa tetap tertib di dalam kelas. Tiba-tiba dari arah belakang guru yang sedang berjalan di teras kelas ada seorang yang menyapa.

Siswa            : “ Permisi Bu…Mohon maaf ….apakah saya bisa membantu membawakan bukunya Bu…”?

Guru             :”Lho…kamu dari mana? Kok di luar kelas? (tanya guru dengan heran) 

Siswa            : “Maaf Bu…kami di kelas menunggu Ibu datang, karena sudah 5 menit belum hadir di kelas, kami ketua kelas mencari Ibu ke ruang guru, ternyata Ibu sudah berangkat kata guru piket, jadi saya langsung menyusul Ibu di belakang”?

Guru             : “Oh iya…tadi saya masih mengambil kertas di ruang TU jadi agak lama ke kelasnya, maaf ya…?

Siswa            : “Ya Bu tidak apa-apa…mari Bu saya bantu membawakan bukunya?”

Sambil memberikan tumpukan buku dan kertas guru tersenyum bangga.

Guru             : “Terima kasih ya Nak…bangga sekali punya murid seperti kalian”

6.  Guru tiba di kelas dan siap untuk mengajak siswa ulangan. Setelah salam guru dijawab oleh seluruh siswa, guru bertanya…

Guru                : “Bagaimana kabar kalian Anak-anak…Hari ini kita akan melaksanakan ulangan materi Suhu dan Kalor ya…Sudah belajar dan siap mengerjakan kan?

Siswa               : “Siap Bu, Insya Allah…” (Jawab sebagian besar siswa dengan serempak)

Guru                :”Alhamdulillah…Excellent…!” (sambil memberi dua jempol kepada siswa)

Kegiatan ulangan dimulai, anak-anak duduk seperti biasa dan soal ulangan hanya ada 1 tipe sehingga semua siswa menjawab pertanyaan yang sama di kertas ulangan. Dalam masa pengerjaan soal ulangan guru mengawasi dan mengamati kerja para siswa. Tampak beberapa siswa yang duduk di bagian depan maupun belakang ada yang memberi batas antara 2 meja teman sebangku dengan kotak krayon, ada juga yang menutupi kertas jawabannya dengan kertas soal ulangan, ada pula yang terlihat menekuk kertas jawabannya sehingga tulisannya tidak terlihat oleh teman di samping kanan, kiri maupun belakang. Suasana ulangan hening, para siswa tampak fokus mengerjakan ulangan, pendangan siswa tampak ke langit-langit atau ke arah luar kelas. Menoleh kanan dan kiri minim sekali dilakukan. Berbisik-bisik tidak terlihat apalagi mengkode dengan jari-jemari juga demikian.

7.  Selang seminggu dari pelaksanaan ulangan, pada pertemuan pembelajaran berikutnya siswa sudah siap untuk menerima hasil ulangan. Satu persatu hasil ulangan diberikan guru kepada siswa. Tampak siswa berekspresi sesuai dengan hasilnya dan tidak sedikit yang saling mengecek hasilnya dengan teman-temannya. Di tengah-tengah hiruk pikuk ekspresi hasil ulangan tiba-tiba maju seorang siswa mendekati guru.

Siswa               : “ Bu…mohon maaf ini hasil ulangan saya ada kesalahan koreksi mungkin…”

Guru                : “ Oh begitu…yang mana Nak…”

Siswa               :  “Ini Bu…seharusnya jawaban saya yang no. ini salah…tapi terkoreksi benar bu…jadi nilai saya yang 92 seharusnya 88…”

Guru                : “Ya Allah…maaf ya Nak…terima kasih banyak atas kejujuran dan kebesaran hatinya” (dengan perasaan kagum akan sikap jujur anak itu)

8.  Bel dua kali berbunyi tanda istirahat dimulai. Guru menutup pelajaran dan meninggalkan ruang kelas kemudian diikuti oleh siswa keluar dari ruang kelas dengan tertib. Terlihat sebagian  siswa menuju ke kantin sekolah, beberapa kelompok siswa masuk ke perpustakaan, sebagian ada yang menuju musala dan sebagian menuju meja scemathics center, ada yang duduk-duduk santai di teras kelas dan sebagian kecil bermain di halaman sekolah. 

Beberapa siswa yang menuju ke musala bertemu dengan guru dan berbincag-bincang.

Guru           : “Anak-anak …mau apa di musala?” (Tanya guru heran?)

Siswa          : “ Mau salat duha pak…” (jawab beberapa anak laki-laki maupun perempuan)

Guru           : “Bukannya jadwal salat duhanya pukul 06.15-06.30 WIB tadi pagi…?

Siswa          : “Benar pak, hari Rabu dan Kamis jadwal kelas 8 untuk kami pukul 06.15-06.30 WIB, ini kan hari Sabtu, tadi jadwalnya kelas 9. Tapi kami ingin tetap salat duha ….jadi kami melaksanakannya saat jam istirahat…boleh kan pak?” (jawab salah seorang siswa)

Guru           : “Ya tentu sangat boleh …malah ini hebat sekali…meskipun bukan jadwal giliran salat duha, kalian tetap istiqomah melaksanakan salat duha tanpa mengganggu jadwalnya kelas yang seharusnya. Silakan dilanjutkan anak-anak” (sambil mempersilahkan anak-anak untuk mengambil wudu)

Siswa          : “Terima kasih banyak Pak..”(anak-anak itupun segera menuju ke tempat wudu)

9.  Meja scemathics center (Science, Mathematics dan Social Center yaitu wadah anak-anak yang ingin berprestasi dalam bidang IPA, Matematika dan IPS baik untuk lomba-lomba maupun untuk pelajaran di kelas) yang berada di antara ruang kelas 9.4 dan Lab. IPA tampak ramai dengan anak-anak yang sedang belajar. Ada siswa yang menjadi tutor dan ada yang menjadi klien (berkonsultasi). Anak-anak yang mengalami kesulitan belajar bisa berkonsultasi untuk mendapatkan bantuan pemahaman dari siswa-siswa senior yang sudah memiliki kompetensi lebih dari lainnya. Para tutor ini sering belajar bersama guru baik di dalam pembinaan olimpiade IPA, Mat dan IPS maupun belajar secara mandiri.

Siswa A       : “Maaf Mas, permisi.. saya mau tanya tentang matematika…?”

Siswa B       : “Silakan Dik…! “ (seraya mempersilahkan untuk duduk)

                     “ Materi  apa yang mau ditanyakan?”

Siswa A       : “ Tentang persamaan linier dua variabel…seperti ini y=2x-3 ; (4,5) apakah ini pasangan ini merupakan selesaian dari persamaan yang diberikan…ini maksudnya bagaimana mas…”

Siswa B       : “ Wah bagus sekali pertanyaannya Dik…sudah pernah baca materinya?”

Siswa A       : “Sudah Mas…tapi masih ndak mudeng …makanya  saya ke sini untuk konsultasi”

Siswa B         : “Soal ini maksudnya begini…jika angka 4 ini digantikan ke huruf x pada persamaan itu,       maka apakah benar hasilnya 5?, mungkin adik coba dulu menghitung…”

Siswa A       : “Oh…begitu, baik saya coba dulu Mas…”(menghitung hasil persamaan dua variabel kemudian menunjukkan kepada kakak tutornya)

                      “ Begini ya Mas….y = 2 dikali 4 hasilnya dikurangi 3 sama dengan 8-3 =5…. benar ini  Mas?”

Siswa B       : “ Wah …keren Dik…belum diajari sudah bisa menyelesaikan masalah sendiri…” (sambil bertepuk tangan)

Siswa A       : “Ya…ini karena tadi diarahkan oleh Mas…terima kasih banyak ya Mas?”

Siswa B       : “Sama-sama Dik…saya senang bisa berbagi pemahaman dan bisa membantu belajar kalian, semangat ya…” (sambil mengepalkan tangan)

10.  Suasana pelajaran jam terakhir sedikit agak panasmeskipun kipas angin semuanya sudah menyala, karena saat itu musim kemarau. Jam pelajaran Bahasa Inggris berakhir setelah terdengar  bel 3 kali bordering. Para siswa sigap bersiap untuk berdoa yang dipimpin dari ruang guru. Selesai berdoa, siswa tetap tenang di tempat duduknya menunggu bapak guru menyampaikan salam penutup. Selanjutnya satu persatu para siswa bersalaman kepada guru sebelum keluar ruangan kelas. Terlihat dua orang siswa yang agak akhir bersalaman dengan guru kemudian menuju ke samping pintu untuk mematikan saklar kipas angin yang masih menyala lalu keluar. Guru tampak tersenyum bangga dengan sikap kedua siswa tersebut. Beberapa saat guru masih merapikan buku dan kertas di atas meja. Sesaat setelah keluar dari pintu ruang kelas terdengar sapaan dari beberapa siswa yang menunggu guru di luar kelas.

Siswa            : “Mohon maaf Pak…apakah kami bisa mengganggu waktunya Bapak?”

Guru             : “Oh ya, Anak-anak…ada yang bisa dibantu?”

Siswa            : “ Begini Pak…kami mau belajar Bahasa Inggris lagi dengan Bapak karena kami masih belum paham seratus persen tentang materi yang di kelas tadi, apakah bisa Pak?”

Guru             : “ Boleh…mari silakan masuk saja ke kelas ini…” (guru menuju ke dalam kelas diikuti para siswa kemudian duduk dengan rapi di bangku depan)

Guru             : “ Mau bertanya tentang apa anak-anak?”

Siswa            : “ Ini Pak…teks tentang describing things …bagaimana cara mudah membuatnya Pak…”

Guru menjelaskan langkah-langkah menceritakan sesuatu dengan bahasa Inggris yang mudah dipahami dengan perlahan dan sabar sampai anak-anak ini paham dan terlihat suka dengan bahasa Inggris

Siswa            : “Alhamdulillah…terima kasih banyak Pak…sekarang Insya Allah kami sudah lebih paham. Mohon maaf sudah mengganggu waktu Bapak”

Guru             : “Terima kasih kembali anak-anak karena kalian mau belajar ekstra meskipun ini sudah waktunya pulang. Saya senang dengan semangat kalian. “

Guru kemudian mengajak anak-anak ini pulang. Ternyata mereka masih mau belajar lagi di sekolah

Guru             : “Anak-anak kalian masih belum mau pulang?”

Siswa            : “ Ya pak…kami sudah bilang kepada orang tua untuk dijemput jam 16.00 wib karena kami masih mau belajar bersama di sekolah”

Guru             : “ Wow Hebat semangat belajar kalian…sudah makan siang?

Siswa            : “Ya Pak…ini kami membawa bekal dari rumah untuk makan siang” 

Percakapan-percakapan di atas adalah cuplikan dari beberapa kejadian nyata yang membuat hati kagum dan bangga di SMPN 1 Probolinggo sebelum pandemi. Nah…sekarang saatnya kita coba renungkan bagaimana hikmah/pelajaran sikap dan perilaku yang dapat disimpulkan dari peristiwa-peristiwa nyata tersebut.

No. KejadianPelajaran yang diperoleh (Dulu)Bagaimana Kondisi KiniBagaimana harusnya Nanti
1.Ramah dan membatu tamu atau orang lain yang masuk ke lingkungan sekolah  
2.Memberi salam diiringi senyuman dan bersalaman dengan guru di mana saja dan kapanpun bertemu  
 Menjawab pertanyaan guru/orang lain dengan baik dan sopan    
 Menawarkan bantuan untuk guru/orang lain yang sedang membutuhkan (mis: mencari siswa, membawakan buku dll)  
3.Bersemangat untuk memiliki buku pelajaran wajib maupun referensi tambahan baik dengan cara membeli, pinjam atau fotokopi  
4.Biasa membaca materi pelajaran yang ada di buku sebelum pelajaran di kelas  
 Biasa membaca sumber belajar lain (mis: ensiklopedi dll) untuk tambahan pengetahuan  
 Aktif bertanya dan menjawab saat pembelajaran di kelas  
5.Segera mencari guru apabila beberapa saat guru belum hadir di kelas  
 Menawarkan bantuan untuk guru/orang lain yang sedang membutuhkan (mis: membawakan buku dll)  
6.Sudah belajar dari rumah saat jadwal ulangan tiba  
 Mengerjakan soal ulangan dengan jujur tanpa bantuan siapapun dengan percaya diri yang tinggi  
7.Jujur dengan hasil ulangan, meskipun nilainya menjadi lebih jelek tetap disampaikan apabila terjadi kesalahan koreksi  
8.Memanfaatkan waktu istirahat sesuai kebutuhan (makan minum, belajar, bermain dll)  
 Rajin sholat dhuha sesuai jadwal dan sebaiknya istiqomahkan setiap hari baik di sekolah maupun di rumah. Demikian juga dengan sholat fardunya  
9.Yang bisa membantu mengajari yang belum bisa (yang bisa menjadi tutor, yg belum bisa berani bertanya)  
 Berusaha agar paham belajar dari mana saja dan kapan saja  
10.Sopan dan santun menyapa guru dan orang lain. Selalu permisi dan ucapkan terima kasih setelahnya  
     Memiliki ekstra semangat dan ekstra waktu untuk terus belajar kapan pun dan dimanapun  
   Membawa bekal makan dari rumah agar belajar  higienis dan hemat  

Demikian sikap dan perilaku yang pernah terjadi di sekolah yang dapat dijadikan inspirasi untuk seluruh warga SMPN 1 Probolinggo dalam menjalani masa kini dan menyongsong masa nanti (masa depan) atau menjadi  “ Budaya Warga SMPN 1 Probolinggo”. Tentunya masih banyak kejadian-kejadian inspiratif yang perlu diungkap agar menjadi teladan dan dilestarikan di sekolah ini.  Kita lanjutkan di episode berikutnya. Para siswa , coba kalian isi kolom yang kosong tersebut sebagai bukti bahwa kalian berkomitmen untuk mendapatkan hikmah dari kisah-kisah ini dan mengaplikasikannya dalam kegiatan di sekolah saat ini. Ketik hasil komitmen kalian dengan rapi kemudian kirimkan ke wa berikut (085336019229). Ada hadiah menarik menanti kalian yang menjadi the best inspirative. Ditunggu karyanya ya…Terima Kasih (S.Mai)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *